Gabungan Pelaksana Konstruksi Seluruh Indonesia (Gapensi) memperkirakan, dari Rp 180 triliun tersebut, porsi proyek pemerintah mencapai 52 persen atau Rp 93,6 triliun. Sementara Rp 86,4 triliun sisanya akan diperoleh dari proyek-proyek swasta.
Kenaikan pasar konstruksi ini bisa dimanfaatkan oleh badan usaha jasa konstruksi nasional karena merupakan peluang yang sangat besar. Menurut Soeharsojo, kontraktor kecil harus pandai memanfaatkan peluang proyek dengan menerapkan kebijakan sistem pembagian proyek (slice packaging).
Kebijakan sistem pembagian proyek (slice packaging) akan membantu kontraktor kecil untuk tetap bertahan dalam persaingan. Sebab, perusahaan kecil, tentu tidak bisa ikut menggarap proyek berskala besar.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk Kurnadi Gularso bilang, prospek bisnis konstruksi tahun ini memang terbilang cerah. Ini terlihat dari prognosa bisnis yang disusun Adhi Karya.
Pada prognosa itu, Adhi Karya menargetkan tahun ini bisa memperoleh kontrak senilai Rp 8,6 triliun, naik 14,7 persen dari perkiraan 2009 sebesar Rp 7,5 triliun. Adhi Karya juga memperkirakan bisa mencetak laba sebesar Rp 140 miliar tahun ini. Ini lebih tinggi sekitar Rp 20 miliar, dibandingkan prognosa 2009, sebesar Rp 120 miliar.
"Jadi terlihat pertumbuhannya. Memang kami masih menggunakan prognosa untuk angka 2009 karena saat ini masih diaudit," ujar Kurnadi.
Adhi Karya membidik proyek infrastruktur, seperti jalan tol dan pembangkit listrik. Saat ini emiten yang di bursa dikenal dengan kode saham ADHI ini tengah menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x100 Megawatt (MW) di Lampung. Di luar negeri, Adhi sedang menyelesaikan proyek Tilal Complex di Oman senilai Rp 969 miliar. "Ini ditargetkan selesai tahun 2010," kata Kurnadi.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (Wika), Natal Argawan Pardede mengatakan, prospek bisnis konstruksi tahun ini lebih bergairah ketimbang tahun lalu. Pasalnya, pemerintah menggiatkan pembangunan infrastruktur dalam program 100 hari. Tak heran, tahun ini Wika menargetkan pertumbuhan 7 persen dari tahun lalu.
Dari keseluruhan kontrak yang sudah didapat perusahaan yang di bursa dikenal dengan kode saham WIKA ini, sekitar 70 persen merupakan proyek pemerintah. Sisanya adalah proyek swasta. “Untuk proyek pemerintah itu, termasuk dari APBN, APBD, dan belanja modal (capex) BUMN,” kata Natal lagi.
Tahun ini, Wika berencana memperbesar proyek di sektor energi, seperti kelistrikan, minyak dan gas, ketimbang sektor-sektor lainnya.
http://www.rumahdanproperti.com/news/24/pasarproperti2010meningkat5persen-63.aspx
No comments:
Post a Comment